Pages

Minggu, 14 April 2013

FF TIME TO SAY "SARANGHAEYO"



Author FB/twitter : NurFatikhah Setianing Hardiyat/@nurfatikhah
Title : Time to Say ‘Saranghaeyo’
Cast : Lee Donghae , Lee Anha
~~~

[MINGGU – Jam 7 pagi kst]
Donghae masih saja bersembunyi dibalik pohon besar itu. Dan tatapannya belum juga beralih dari seorang gadis yang sedang duduk di sebuah taman di halaman depan sebuah rumah, yang berada di seberang jalan.
“sebenarnya siapa dia ? Cantik sekali…aku belum pernah melihatnya selama ini. ”gumamnya.
“hey ! siapa kau!” teriak seseorang yang mengagetkan Donghae. Dengan gugup Donghae hanya tersenyum salah tingkah, lalu pergi perlahan.
“dasar! Orang aneh.”


[SENIN – Jam 6.45 pagi  kst]
Dihelanya napas panjang , lantas dihembuskan secara perlahan. Dengan penuh keberanian Donghae mendekati gerbang rumah besar nan mewah itu. Dari luar gerbang, dicarinya sosok gadis cantik yang ia lihat kemarin.
“hey nuna!” panggil Donghae setelah ia menemukan sosok yang ia cari.
Merasa ada yang memanggil, gadis itu menoleh ke arah suara Donghae. “siapa kamu?” tanyannya sedikit ragu. Ia merasa sedikit takut dengan kedatangan Donghae, seorang yang tidak ia kenal.
“boleh aku berkenalan denganmu ?” lanjut Donghae.
“berkenalan ? Memang siapa kamu ? mau apa kamu datang kemari ?” ujar gadis cantik itu.
“perkenalkan, aku…”
“YA~! Siapa kamu! Pergi dari sini! jangan ganggu An !” pekik seorang wanita dari depan pintu rumah. Lantas ia langsung menghampiri Donghae dan mengusirnya. “kau bukannya orang aneh yang kemarin sembunyi di balik pohon itu?! mau apa kamu! Kamu mau mengganggu An, kan !” pekiknya, sambil memukul Donghae dari sela-sela gerbang.

[oh, namanya An]
“an..aniyo! aku hanya mau tau siapa gadis itu!” teriak Donghae. Ia berusaha menghindari pukulan dari wanita itu, namun tetap memandangi gadis yang telah mencuri hatinya.
“Eomma, geumanhae..biarkan saja” ujar gadis cantik itu lirih.
“untuk apa kau mau tau! sudah pergi sana!! PERGI!!” teriak wanita itu. Lantas, ia menyiram Donghae dengan air yang baru saja diambilnya. Sedangkan gadis cantik itu hanya tertawa kecil melihat Donghae yang diusir oleh Eommanya.
“ya~!! Ne, ne, aku akan pergi!”
 “Hey An nuna! Aku berjanji besok aku akan kembali lagi, ne !” teriak Donghae sambil berlari menjauh dari rumah gadis cantik itu.

[SELASA – Jam 7 pagi kst]
Di balik pohon besar itu, Donghae sedang mempersiapkan sesuatu. Dia mengikat selembar kertas berwarna biru muda dan sebuah bulpoin di atas mobil-remote control yang ia bawa. Kemudian, dengan remote control, ia menjalankan mobil itu ke arah rumah An, si gadis cantik yang sedang duduk di taman seperti hari-hari kemarin.
Beruntung ada celah yang cukup di bawah gerbang, sehingga mobil-remote control Donghae bisa masuk ke dalam. Sampai di dekat An, mobil mainan itu ditabrakkan ke kaki An dengan pelan.
“eh, apa ini ?” gumam An, lalu mengambil mobil-remote control tersebut. Lantas, diambil dan dibaca oleh An selembar kertas yang terikat diatas mobil itu.

Hai! Apakah benar namamu An ? perkenalkan, Donghae imnida ^.^ aku menepati janjiku untuk kembali lagi menemuimu ^^ bisakah kau membalas surat ini? aku sudah siapkan pen untukmu :)

Tanpa banyak kata, An mengambil bulpoin yang terikat disisi kiri mobil itu. Lalu, dibalasnya surat itu.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, mobil kecil itu sudah ada ditangan Donghae lagi.

Dari An :) terima kasih telah menyiapkan pen untukku. Tapi kenapa kau tidak masuk ke dalam ?

Betapa senangnya Donghae membaca balasan dari An. Donghae benar-benar tidak menyangka An mau membalas suratnya. Selain cantik, An ternyata gadis yang sangat baik. Terbukti, An mau untuk terus membalas tulisan-tulisan Donghae yang ia kirimkan dengan perantara mobil remote controlnya.
Sampai-sampai, tak terasa sudah lebih dari satu jam Donghae dan An saling berkomunikasi lewat kertas-kertas yang telah disiapkan Donghae.
“hey, An nuna ! besok aku kembali lagi ne!” teriak Donghae dari balik gerbang. Tak lupa ia lontarkan senyum untuk An. Dan dibalas senyum lembut pula dari An.

[RABU – Jam 7.15 pagi kst]
Pagi itu, Donghae tidak membawa mobil-remote controlnya,  kertas maupun pen.
Sesampainya di depan gerbang, dengan lantang Donghae memperdengarkan suara merdunya…
nan geudae maneui oppa
geudaen namaneui yeoja
hangsang ne gyeote isseo julke…

“dia lagi dia lagi…kenapa masih saja kesini !” gumam Eomma. Lantas Eomma berdiri dan akan menghampiri Donghae. Namun, langkahnya terhenti saat An menahan tangan kirinya.
“Eomma, ku mohon, biarkan Donghae oppa masuk.” Pinta An memohon.
“Donghae ? namja aneh itu namanya Donghae ?” tanya Eomma.
“ne..” jawab An lembut.
“hloh! Bagaimana kau bisa tau namanya ? apa dia temanmu ?” tanya Emomma terkejut. Alisnya terangkat dan raut wajahnya menampakkan raut ketidakpercayaan.
“ne. Donghae oppa temanku. Kumohon, biarkan dia masuk” pinta An.
Anggukan Eomma membuat wajah An berubah ceria. Eomma membukakan gerbang dan mempersilahkan Donghae masuk. Donghae pun tidak dapat menyembunyikan keceriaannya setelah tau, ia diperbolehkan masuk.
“aku harap kau tidak akan menyakiti putriku.” Ujar Eomma sedikit ketus.
“ne, ahjumma. Aku berjanji. Aku hanya ingin menghibur An nuna.” Jelas Donghae. Ia tidak berani memandang Eomma. Ia hanya sedikit menundukkan kepalanya, sampai Eomma masuk ke dalam meninggalkannya berdua bersama An.
“hai. Akhirnya, aku bisa bertatap langsung denganmu. Aku sangat senang” ujar Donghae senang.
“ne. Nado” jawab An lirih. Ia sedikit malu saat bertatap muka langsung dengan Donghae. Ia hanya memandang Donghae sebentar, lalu mengalihkan pandangannya ke sekeliling.
“emm…bolehkah aku bernyanyi lagi untukmu ?” tanya Donghae.
“ne. aku akan mendengarkan suara indahmu, oppa” jawab An terlihat bersemangat.

nan geudae maneui oppa
geudaen namaneui yeoja
hangsang ne gyeote isseo julke

nan geudae maneui oppa
dalkkomhan uri sarang
oppan neoman sarang hallae
~
saranghae i mal bakken
saranghae i mal bakken
julke igeot ppuninde

chang bakke nuni naeryeo
garodeung bulbit arae
geu ane neowa naega isseo

nan geudae maneui oppa
geudaen namaneui yeoja
oppan neoman sarang hallae

Namun di tempat tak jauh dari Donghae dan An. Eomma tak dapat membendung air matanya melihat keceriaan An karena kedatangan Donghae, orang yang sempat ia sebut dengan namja aneh. “ternyata namja aneh itu bisa membuatmu sebahagia itu, An” ucapnya lirih. Selepas menghapus air matanya, Eomma menhampiri Donghae dan An.
“An, waktunya kau untuk masuk” ajak Eomma. Ia membelai lembut rambut putrinya tercinta dan mengajaknya masuk. “nak Donghae. Maaf ya, ini sudah waktunya An masuk” lanjutnya.
“ne, ahjumma. Mianhamnida telah menganggu An. Saya pamit dulu. Tapi, bolehkan besok saya datang lagi ke sini ?” tanya Donghae sopan.
“boleh. Oppa boleh datang lagi ke sini.” sahut An cepat. Ia lantas tersenyum pada Eomma. Dan lagi-lagi, Eomma memberikan anggukan tanda setuju.

[KAMIS – Jam 7.30 pagi kst]
“An, ada surat untukmu…”
Eomma memberikan sepucuk surat yang ia ambil dari kotak surat di dekat gerbang. Tak lama kemudian, ekspresi An sedikit berubah. Seperti ada kekecewaan yang hadir diantara perasaan An. Benar saja, tiba-tiba An mengajak Eomma untuk masuk ke dalam.  
“kau tidak mau menunggu namja aneh itu?” tanya Eomma.
“aniyo, Eomma. Dia tidak bisa datang. Mungkin besok.” Jelas An.

[JUMAT – Jam 7.10 pagi  kst]
An dikagetkan oleh sebuah helicopter kecil yang tiba-tiba mendarat disebelahnya. Terlukis sebuah senyuman ketika ia lihat ada selembar kertas berwarna biru muda dan pen yang terikat di helicopter itu. Diikuti senyum cerianya, An mengambil helicopter kecil tersebut dan berjalan perlahan ke arah gerbang.
“oppa! kemarilah…”panggil An setelah melihat Donghae di balik pohon sedang memegang remote control untuk menjalankan helicopter kecilnya. “ini helikoptermu…” lanjut An. Ia menyerahkan helicopter milik Donghae saat Donghae sudah menghampiri An.
“apa kau sudah membuka kertas itu?” tanya Donghae.
“belum. Aku ingin oppa langsung masuk ke dalam sini. Dan kita mengobrol.” Jelas An bersemangat.
“baiklah…” ujar Donghae yang tak kalah bersemangatnya.

[SABTU – Jam 8 pagi kst]
“kemana dia ? kenapa sampai jam segini dia belum juga muncul ? rumahnya juga sangat sepi…”
Berkali-kali Donghae memanggil nama An. Berkali-kali pula ia hanya mendengar hembusan angin yang menggoyangkan pepohonan di sekitarnya. Dan berkali-kali pula ia menepukkan kertas yang ia pegang, ke telapak tangan kirinya.
Hening. Tak ada jawaban…

[MINGGU – Jam 6 Pagi kst]
“hey, Donghae-a…” panggil Eomma.
“oh, ahjumma” Donghae menghampiri Eomma An.
“apa yang kau lakukan disini ?”
“aku…sebenarnya, aku ingin memberikan kertas ini pada An. Emm..bolehkah saya bertemu An ?” tanya Donghae.
Namun, tak ada jawaban apapun dari Eomma An. Ia hanya melihat tangis Eomma An yang semakin berat. Di tengah tangisnya, Eomma An memberikan sepucuk surat untuk Donghae. Dan Eomma An meminta Donghae membaca di tempat duduk dimana An biasa duduk setiap pagi.



To : Donghae oppa <3 o:p="">
From : Lee Anhae

~selasa~

-Hai! Apakah benar namamu An ? perkenalkan, Donghae imnida ^.^ aku menepati janjiku untuk kembali lagi menemuimu ^^ bisakah kau membalas surat ini? aku sudah siapkan pen untukmu :)
+ Dari An :) gomawo, telah menyiapkan pen untukku. Tapi kenapa kau tidak masuk ke dalam ?
-aku takut pada Eommamu…:) maukah kah keluar sebentar ? :)
+untuk apa ? aku tidak bisa keluar sendiri…lagipula aku tidak mengenalmu…
-bukankah kita sudah tau nama kita satu sama lain ?
+ne..tapi…
-tenang saja. aku bukan orang jahat. :) aku hanya ingin mengenalmu. Aku belum pernah melihatmu sebelumnya…
+aku memang baru-baru ini keluar rumah. Aku tidak suka dengan keadaan di luar..
-kalau begitu aku saja yang menghampirimu :)
+bukankah kau bilang kau tidak berani kesini ?
-hehehe, mungkin aku akan merengek pada Eomma mu :D
+:) bicaralah baik2 pada Eomma. pasti diizinkan :)
-geure ? mungkin besok akan ku coba :) hm…kau tau? ternyata, selain cantik kau juga sangat baik :)
+apa yg kau bicarakan ?
-aku sedang memujimu :) apa kau tak suka ada orang yg memujimu ?
+empp,, sudah lama sekali tidak ada yg memujiku kecuali keluargaku.
-dan sekarang aku ! ^_^  aku ingn tau, apakah sudh bnyk namja yg mengejar mu? :o
+namja mengejarku ? selama ini, namja yg mengejarku hanya appa dan dokter saja :o
-dokter ? apakah kau sedang sakit?
+ne, aku sedg sakit. Gwenchana, aku baik2 sja :)
-syukurlah kalau kau baik2 sja :)aku harap kau cepat sembuh, jd kita bisa berkencan :D
+jgn berharap :’)
-waeyo ?
+gumanhae,lupakan saja. tp tetplah jgn berharap lebih dariku :)
-ye,ye…blehkah aku sekrg pergi? Aku ada urusan. Tp besok aku akan dtg lagi kesini :)
+boleh…besok aku akan menunggumu :)
  gamsahamnida, oppa.. :)
-cheonman, nuna :)

~rabu~

nan geudae maneui oppa
geudaen namaneui yeoja
hangsang ne gyeote isseo julke

nan geudae maneui oppa
dalkkomhan uri sarang
oppan neoman sarang hallae
~
saranghae i mal bakken
saranghae i mal bakken
julke igeot ppuninde

chang bakke nuni naeryeo
garodeung bulbit arae
geu ane neowa naega isseo

nan geudae maneui oppa
geudaen namaneui yeoja
oppan neoman sarang hallae

hari apa saat oppa membaca suratku ? sabtukah ? atau minggu ? :) tidak penting hari apa oppa membacanya. Sekarang  yang terpenting adalah ucapan terima kasih ku untuk oppa karna telah mengisi hari-hariku :) aku tidak tahu kapan aku akan pergi. Yang pasti, leukemia ini telah ada dalam tubuhku sejak lama. Oleh karna itu, aku segera membuat surat ini untuk mu. Oppa lihat ? aku menulis semua percakapan kita :) untung saja semua kertas biru itu kau berikan padaku :D oh tidak hanya itu, aku juga menulis lirik lagu yang oppa nyanyikan untukku :)  suara oppa yang merdu pasti akan ku ingat :) oppa tau ? sebenarnya aku ingin lebih lama mengobrol bersamamu, tapi mungkin, saat oppa membaca ini, malaikat telah mengajakku ke tempat yang jauuuuhhhh lebih indah :) dan aku akan bahagia. Bukankkah kau senang kalau aku bahagia oppa ? :) jauh disini, aku akan melihatmu bahagia dengan caramu :) mungkin, jika bisa, aku akan mengirim selembar kertas berwarna biru muda padamu, bertuliskan “SARANGHAEYO” :)
kekeke..tapi sepertinya itu mustahil :)
oppa, jaga dirimu ne :) aku juga akan menjaga diriku dengan baik disini. Aku yakin, malaikat akan menjagaku demi orangtuaku dan demi kau :) ~
oh ya, aku belum sempat melihat apa tulisan di kertas biru yang kau berikan padaku dengan helikoptermu…tapi sayangnya, kertas itu sudah kau bawa pulang…gwenchana~ aku yakin, itu hanya sekedar basa basi mu saja kan ? ke ke ke :D
~oppa…gomawo :)

[SENIN – Jam 9 pagi kst]
“apa kau ingin tau apa isi dari kertas biru yang kau kembalikan padaku, An ? Aku ingin sekali memberikan ini padamu. Aku harap kau mau membaca ini An…bagaimana kalau ini kutinggalkan disini ? agar kau bisa membacanya :) dan juga, kertas terakhir yang akan ku berikan padamu. Tapi sayangnya, kau terlanjur pergi, An … Ku mohon, baca ini ya An. Aku ingin kau datang di mimpiku malam ini. aku ingin melihat senyummu untuk terakhir kalinya…Nanti malam, datanglah bersama malaikat yang menjagamu. Agar aku yakin, kau benar-benar baik disana.”
Taburan bunga mawar telah menutupi makam bertuliskan ‘LEE ANHAE’. Donghae meninggalkan dua lembar kertas biru di atas makam An. Sebelum langkahnya semakin jauh, ia menatap kedua kertasnya yang terbuka oleh angin… “An, kau telah membacanya ? :)”

 ‘SARANGHAEYO, AN’
‘SARANGHAEYO NUNA :)’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar